Kami semua diberi kesempatan untuk mendaftar di 3 SMP pilihan. Saat itu aku mendaftar di SMP 2, SMP 1 dan SMP 25. Saat ujian masuk aku belajar giat agar aku bisa masuk ke SMPN 2. Akhirnya keinginanku terkabul. Aku masuk SMPN 2 dengan nilai 93,3 dan urutan 41.
Hari pertama masuk sekolah, aku sangat takut. Sebelum belajar seperti biasa, kami menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS). Kami dibagi-bagi berdasarkan urutan masuknya. Karena aku berada di urutan atas, aku pun masuk kelompok merah. Saat itu, murid dari SD Kartika II-5 banyak yang masuk. Bahkan urutan atas pun didominasi oleh anak SD kami. Aku bertemu dengan teman-teman baru. Aku pun sekelas dengan Nesya, teman lesku di Primagama. Sampai sekarang pun kami bersahabat baik. Saat MOS, kami diharuskan untuk membuat nama dari kardus, dan harus dikuncit 3, sesuai dengan warna kelompoknya. Saat MOS benar-benar melelahkan. Kami semua harus mengikuti segalanya dengan baik.
Lalu selesai MOS, kelas pun terbagi-bagi lagi. Ada yang masuk kelas Akselerasi, Bilingual dan Reguler. Untuk kelas Aksel dan Biling, sebelumnya kami mengikuti tes dahulu. Lalu akupun masuk kelas regular, kelas VII A. Aku duduk sebangku dengan teman satu SD-ku, yaitu Betari. Aku pun berkenalan dengan anak-anak yang lainnya. Di kelas tersebut SD-ku masih mendominasi. Aku sangat senang dapat bertemu teman-teman baru.
Aku mengikuti ekskul PMR. Bagiku, Pamra Dua, merupakan sebuah ekskul yang menyenangkan. Aku mengikuti Diklat, untuk mendapatkan trap. Diklatnya sangatlah mengasyikkan. Walaupun lelah, tetapi kami sangat bersemangat mengikutinya. Diklat tersebut diadakan di Hanura. Setelah melalui berbagai rintangan, kami semua pun mendapatkan trap A.
Lalu, saat pergantian pengurus, disebabkan anggota PMR kelas VIII saat itu sedikit. Kami kelas VII pun dapat menjadi pengurus inti. Aku terpilih menjadi wakil bendahara. Kak Indah menjadi ketua. Yulius dan Ipunk menjadi Ketua I dan II. Lalu, Kak Rine menjadi sekretaris. Aini menjadi wakilnya. Dan Zuryati menjadi bendahara.Aku mengikuti lomba PMR pertama kali di MAN 1.

Aku mewakili tim PP sebagai orang ke-4. Atau sebagai pembuat tandu. Lombanya sangatlah melelahkan. Tetapi sayangnya, kami tidak mendapatkannya. Kami hanya menyumbangkan satu piala, yaitu Juara 1 PP Putra. Walaupun begitu, kami tetap senang karena itu adalah pengalaman pertama kami.
Saat naik kelas VIII, aku masuk ke kelas VIII D. Disana aku bertemu dan berkenalan dengan teman-teman lainnya. Aku bertemu dengan Nesya, Wenny, Myke, Nadia, Putri, Fairynda, Dinda, Alifa dan Sylvia. Kami menamakan diri kami dL, dodol laper. Nama kami unik, dan hanya berdasarkan nama friendster kami yang dibuat secara asal. Kami bukanlah sebuah gank, tetapi kami adalah keluarga. Kami bersahabat dengan baik. Kami bersahabat sampai sekarang.
Saat di kelas VIII, Pamra Dua mengadakan GSL (Gencar Semarak Lomba). GSL merupakan ajang perlombaan PMR, yang dilakukan dalam memperingati ulang tahun Pamra Dua. Ajang perlombaan ini mencakup tingkat Lampung. Kami semua sangat disibukkan oleh acara tersebut. Para pengurus inti didaulat sebagai pengurus inti GSL. Kami harus menyiapkan dan menyebarkan proposal, untuk mendapatkan dukungan dan galangan dana dari berbagai tempat. Saat itu sangat menyenangkan. Kami semua bekerja sama. Menyiapkan segalanya, bahkan kami latihan demonstrasi 4 bulan sebelum perlombaan. Demonstrasi merupakan semacam pertunjukkan pembukaan sebelum perlombaan. Kami semua sangat antusias mengikutinya.
Lalu, tibalah waktunya. Walaupun banyak sekali masalah yang menghadang, kami tetap menyelenggarakannya. Acaranya cukup meriah. Kerja keras kami selama beberapa bulan pun terbayar sudah. Acara berlangsung dengan lancar. Kami semua sangat bahagia, karena akhirnya dapat terselenggara juga acara tersebut. Ada sedikit kecelakaan saat demonstrasi. Saat demonstrasi, kami memperagakan juga PBK. Yaitu pemadaman api. Dhea terbakar sedikit di bagian alis, dikarenakan Zuryati, yang ragu-ragu dalam mengambil sikap, mengakibatkan Dhea terkena percikan api. Tetapi, untunglah tidak terlalu parah.
Lalu, saat pergantian pengurus kembali. Aku dipilih sebagai Ketua Umum. Dengan wakilnya yaitu Rhyan. Sekretarisnya yaitu Aini dan wakilnya Viona. Bendaharanya adalah Meilisa.
Saat kelas VIII, Adik Nenekku, Eyang Sri, meninggal dunia. Kami semua sangat sedih sekali. Sayangnya, aku tidak bisa ikut menghadiri pemakamannya yang berada di Yogya, karena aku harus sekolah. Kami semua sangat sedih. Mengingat beliau merupakan orang yang sangatlah baik. Tetapi kami semua dapat merelakannya pergi.
Saat kenaikan kelas, aku, Nadia dan Wenny pun masuk di kelas yang sama. Kami masuk ke kelas IX A. Sylvia dan Alifa masuk kelas IX B. Fairynda, Nesya, Putri, Dinda dan Myke masuk kelas IX D. Kami semua tetap bersahabat walaupun berbeda kelas. Wali kelas kami adalah Bu Zuljana. Aku betemu dengan Indita. Kami pun menjadi teman dekat, bersama Keidya dan Raissa.
Saat kelas IX, aku semakin mencintai SMP Negeri 2. Sekolahnya sangatlah menyenangkan. Tidak banyak siswa yang membangkang. Kami semua mengenal satu sama lain.
Saat kelas IX, kami dihadapkan dengan Ujian Nasional. Kami diwajibkan mengikuti pelajaran tambahan. Banyak sekali saat-saat dan kenangan yang terjadi di SMP Negeri 2. Setelah bersusah payah melalui UN. Kami pun harus belajar kembali untuk ujian masuk SMA. Kami semua lulus 100%. Saat yang paling menyedihkan adalah, saat dimana kami semua berpisah, melanjutkan ke sekolah pilihan masing-masing. Kami semua sangat sedih. Kami semua sangat mencintai sekolah ini. Sekolah ini merupakan sekolah yang sangat menyenangkan. Tetapi kami harus meninggalkan sekolah ini. Kami akan sangat merindukan sekolah ini.